Cegah Virus ISIS Polisi Datangi Santri
Kabar Jateng
15.20
0
SEMARANG, kabarjateng.com - Kepolisian Resort Kota Semarang mendatangi ratusan
santri Baitussalam, Mijen, untuk mensosialisasikan larangan gerakan Islamic State in Iraq
and Syria atau lebih dikenal ISIS. Kepala Satuan Binmas Polrestabes
Semarang, AKBP I Nengah WD, menyatakan ISIS merupakan gerakan terlarang
di Indonesia.
"Pada umumnya mereka baru tahu kalau ikut ISIS itu dilarang, karena ISIS bukan organisasi tapi membentuk state di situ. Kalau mendukung negara itu berarti sudah tidak mengakui negara Indonesia," kata I Nengah usai memberikan sambutan kepada para santri Baitussalam di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2014).
Dalam pembekalan tersebut dihadiri hampir 250 santri dan jajaran guru serta pengurus Pondok Pesantren Baitussalam. Santri yang mengikuti pembekalan terdari dari santri yang bersekolah di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Baitussalam.
I Nengah menyatakan pesantren Baitussalam memang tergolong unik di banding pesantren-pesantren lain. "Karena kan di sana memang boleh dikatakan lebih spesifik daripada madarasah-madrasah lain. Karena di sana santrinya tidak boleh baca koran, tidak ada tivi," ungkap Nengah menegaskan.
"Tadi ada siswa nyeletuk, saya kan tidak tahu berita ISIS. Tujuan ISIS itu apa? Justru santri-santri yang tidak terkoneksi dunia luar malah mudah disusupi. Target kita memberi pemahaman proteksi dari bahaya ISIS," tambah Nengah.
Terkait benih-benih ISIS, I Nengah menyatakan belum ada kelompok garis keras yang dengan terang-terangan mendukung gerakan yang disebut-sebut bikinan Amerika Serikat tersebut. Namun, I Nengah menambahkan bukan berarti Semarang steril dari gerakan ISIS. "Kalau di Semarang sampai sekarang belum terlihat. Kemarin waktu di Lapas Kedungpane, informasi kuat akan ada baiat ISIS untuk Abu Tolut. Kita laksanakan pengamanan, pengamatan, sehingga tidak terjadi. Memang benar saat itu ada pembesuk tiga mobil dari JAT Solo yang akan menyaksikan baiat di situ," terang Nengah. @git
"Pada umumnya mereka baru tahu kalau ikut ISIS itu dilarang, karena ISIS bukan organisasi tapi membentuk state di situ. Kalau mendukung negara itu berarti sudah tidak mengakui negara Indonesia," kata I Nengah usai memberikan sambutan kepada para santri Baitussalam di Semarang, Jawa Tengah, Rabu (13/8/2014).
Dalam pembekalan tersebut dihadiri hampir 250 santri dan jajaran guru serta pengurus Pondok Pesantren Baitussalam. Santri yang mengikuti pembekalan terdari dari santri yang bersekolah di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Baitussalam.
I Nengah menyatakan pesantren Baitussalam memang tergolong unik di banding pesantren-pesantren lain. "Karena kan di sana memang boleh dikatakan lebih spesifik daripada madarasah-madrasah lain. Karena di sana santrinya tidak boleh baca koran, tidak ada tivi," ungkap Nengah menegaskan.
"Tadi ada siswa nyeletuk, saya kan tidak tahu berita ISIS. Tujuan ISIS itu apa? Justru santri-santri yang tidak terkoneksi dunia luar malah mudah disusupi. Target kita memberi pemahaman proteksi dari bahaya ISIS," tambah Nengah.
Terkait benih-benih ISIS, I Nengah menyatakan belum ada kelompok garis keras yang dengan terang-terangan mendukung gerakan yang disebut-sebut bikinan Amerika Serikat tersebut. Namun, I Nengah menambahkan bukan berarti Semarang steril dari gerakan ISIS. "Kalau di Semarang sampai sekarang belum terlihat. Kemarin waktu di Lapas Kedungpane, informasi kuat akan ada baiat ISIS untuk Abu Tolut. Kita laksanakan pengamanan, pengamatan, sehingga tidak terjadi. Memang benar saat itu ada pembesuk tiga mobil dari JAT Solo yang akan menyaksikan baiat di situ," terang Nengah. @git

Tidak ada komentar