Limbah Migas Cemari Sungai Warga di Blora
Kabar Jateng
13.30
0
Blora : Beberapa warga desa Nglobo, Kecamatan Jiken Kabupaten Blora dalam beberapa bulan ini mengeluh akibat adanya aktivitas pembuangan limbah minyak hasil penambangan sumur migas diwilayahnya. Warga menilai buruknya sistem pengola han limbah penambangan sumur migas menjadi penyebab utama pencemaran.
Handoko, salah satu warga Nglobo menyatakan beberapa penambang yang ada diwilayahnya saat ini kurang memperhatikan dampak lingkungan bagi masyarakat sekitar. Justru para penambang membuang air limbah minyak dan mengalirkannya melalui sungai-sungai pengairan. “Rata-rata semua penambang disini melakukan kejahatan lingkungan, dengan membuang limbah minyak tanpa peresapan” lanjutnya Kamis, (08/01/2015)
Di lokasi penambangan minyak desa Nglobo, reporter kabarjateng.com ditunjukkan Handoko dan beberapa warganya melihat aktivitas penambangan dan pengolahan limbah. Satu persatu lokasi penambangan di amati aktivitas penambangan dan pengolahan limbah. Tampak ada beberapa aktivitas pengelolaan penambangan sumur yang aktif, dan ada beberapa yang tidak aktif.
Dari pemantauan dilapangan, ditemukan salah satu penambangan sumur migas bekas milik PT. Pertamain EP, yang disinyalir warga sering melakukan pembuangan limbah migas dan mengalirkannya ke sungai. Beberapa warga menyatakan para penambang sering membuang limbah air bekas migas ke saluran sungai di pagi hari. Modus pembuangan limbah pagi dikarenakan saat itu aktivitas warga belum sibuk.
“Rata-rata para penambang membuang limbah dan mengalirkannya ke saluran sungai di pagi sekitar jam lima dan enam. Karena masih sepi” terang salah satu warga kepada kabarjateng.com. Akibatnya sungai menjadi pekat minyak kotor, dan semua ekosistem sungai mati.
“Sungai kelihatan pekat minyak, bahkan hampir tidak ada ikan yang bisa hidup” lanjutnya.
Dilokasi penambangan tersebut, terlihat adanya berapa sisa aktivitas pembuangan limbah yang mengalir ke sungai. Bahkan beberapa bak penampungan air limbah minyak juga tidak berfungsi dan kondisinya memprihatikan. Pipa saluran air juga tidak berfungsi dengan baik dan mengalir ke sungai warga.
Beberapa warga sebenarnya sering menemui para penambang yang sering membuang limbah tersebut ke aliran sungai. Tetapi mereka tidak berani memprotes para penambang, karena warga merasa takut. “Katanya Investor penambangan ini milik salah satu PT. di Jakarta. Warga tidak tau alamatnya dan nama PT. nya apa ” terangnya.
“Waktu dikelola PT. Pertamina EP, berapa warga pernah memprotes aktivitas limbah dan langsung ditanggapi PT. Pertamina. Tetapi sampai sekarang warga mau memprotes kemana. Karena kantor dan alamat investornya aja tidak ada yang tau” lanjutnya
Informasi yang didapat, aktivitas penambangan bekas PT. Pertamina EP di desa Nglobo dikelola oleh PT. Geo Cepu Indonesia (PT. GCI) Perusahaan ini merupakan perusahaan yang diberikan KSO oleh PT. Pertamina EP untuk melakukan ekploitasi sumur milik PT. Pertamina EP. (nsr)
Handoko, salah satu warga Nglobo menyatakan beberapa penambang yang ada diwilayahnya saat ini kurang memperhatikan dampak lingkungan bagi masyarakat sekitar. Justru para penambang membuang air limbah minyak dan mengalirkannya melalui sungai-sungai pengairan. “Rata-rata semua penambang disini melakukan kejahatan lingkungan, dengan membuang limbah minyak tanpa peresapan” lanjutnya Kamis, (08/01/2015)
Di lokasi penambangan minyak desa Nglobo, reporter kabarjateng.com ditunjukkan Handoko dan beberapa warganya melihat aktivitas penambangan dan pengolahan limbah. Satu persatu lokasi penambangan di amati aktivitas penambangan dan pengolahan limbah. Tampak ada beberapa aktivitas pengelolaan penambangan sumur yang aktif, dan ada beberapa yang tidak aktif.
Dari pemantauan dilapangan, ditemukan salah satu penambangan sumur migas bekas milik PT. Pertamain EP, yang disinyalir warga sering melakukan pembuangan limbah migas dan mengalirkannya ke sungai. Beberapa warga menyatakan para penambang sering membuang limbah air bekas migas ke saluran sungai di pagi hari. Modus pembuangan limbah pagi dikarenakan saat itu aktivitas warga belum sibuk.
“Rata-rata para penambang membuang limbah dan mengalirkannya ke saluran sungai di pagi sekitar jam lima dan enam. Karena masih sepi” terang salah satu warga kepada kabarjateng.com. Akibatnya sungai menjadi pekat minyak kotor, dan semua ekosistem sungai mati.
“Sungai kelihatan pekat minyak, bahkan hampir tidak ada ikan yang bisa hidup” lanjutnya.
Dilokasi penambangan tersebut, terlihat adanya berapa sisa aktivitas pembuangan limbah yang mengalir ke sungai. Bahkan beberapa bak penampungan air limbah minyak juga tidak berfungsi dan kondisinya memprihatikan. Pipa saluran air juga tidak berfungsi dengan baik dan mengalir ke sungai warga.
Beberapa warga sebenarnya sering menemui para penambang yang sering membuang limbah tersebut ke aliran sungai. Tetapi mereka tidak berani memprotes para penambang, karena warga merasa takut. “Katanya Investor penambangan ini milik salah satu PT. di Jakarta. Warga tidak tau alamatnya dan nama PT. nya apa ” terangnya.
“Waktu dikelola PT. Pertamina EP, berapa warga pernah memprotes aktivitas limbah dan langsung ditanggapi PT. Pertamina. Tetapi sampai sekarang warga mau memprotes kemana. Karena kantor dan alamat investornya aja tidak ada yang tau” lanjutnya
Informasi yang didapat, aktivitas penambangan bekas PT. Pertamina EP di desa Nglobo dikelola oleh PT. Geo Cepu Indonesia (PT. GCI) Perusahaan ini merupakan perusahaan yang diberikan KSO oleh PT. Pertamina EP untuk melakukan ekploitasi sumur milik PT. Pertamina EP. (nsr)


Tidak ada komentar