BPH Migas Sepakat Subsidi BBM Dicabut
Kabar Jateng
15.20
0
Jakarta : Kepala Badan Pengatur
Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Sommeng sepakat apabila
subsidi BBM dicabut dan dialihkan untuk pembangunan masyarakat Indonesia.
"Bayangkan sekitar Rp 300 triliun dihabiskan hanya untuk keperluan
konsumsi bahan bakar. Bahkan negara kita tidak punya tabungan dari sektor
migas," kata Andy di kantor BPH Migas pada Rabu, 6 Agustus 2014.
Anggaran sebesar tersebut, ujar
Andy, harusnya bisa dipakai untuk terus mendorong kualitas pembangunan
infrastruktur dan masyarakat Indonesia. "Berapa jalur rel kereta double
track yang bisa dibangun di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan dengan anggaran
sebesar itu? Berapa sekolah, rumah sakit, jembatan, dan infrastruktur pedesaan
yang bisa diperbaiki dan dibangun dengan uang setara subsidi BBM tiap tahun?
Banyak hal yang bisa dibangun dengan anggaran subsidi BBM," ia
menjelaskan.
Selain itu, ia mengusulkan agar
pemerintah tidak lagi mensubsidi komoditas bahan bakar, dalam hal ini bahan
bakar baik solar maupun bensin, melainkan langsung memberikan subsidi pada
sektor yang langsung dirasakan masyarakat. Misalnya, kata Andy, memberikan
subsidi listrik lalu menerapkan tarif transportasi publik yang murah sekaligus
nyaman dan bersih. "Kebijakan ini lebih mengena pada masyarakat dibanding
mensubsidi komoditas minyak yang selalu habis dikonsumsi," tuturnya.
Andy lantas memberi contoh bahwa
Cina dan Amerika Serikat menyimpan cadangan minyak dalam negeri alih-alih
menggunakannya secara serampangan dan tanpa kendali. Dengan demikian, menurut
Andy, Negeri Tirai Bambu dan Negeri Abang Sam lebih memilih sumber energi
alternatif seperti gas bumi sebagai sumber energi utama. "Dua negara itu
hanya memanfaatkan minyak bumi manakala dibutuhkan untuk mengerek perekonomian
mereka," ujarnya.
Sebagai solusi dari sumber
pendapatan negara ketika cadangan minyak Indonesia menipis, menurut Andy,
jalannya adalah dengan mengoptimalkan sektor pajak, pariwisata, ekonomi
kreatif, dan keunggulan produk inovasi teknologi. "Era ketika mengandalkan
minyak sebagai sumber pendapatan negara sudah hampir usai. Saatnya mengandalkan
sektor yang bisa terus-menerus diperbarui. Toh, Indonesia tidak pernah
kekurangan potensi di bidang pariwisata, ekonomi kreatif, dan inovasi
teknologi," terangya***
sumber : tempo.co
Tidak ada komentar