Jelang Tahun Baru Pedagang Terompet Dan Kembang Api Mulai Menjamur
Kabar Jateng
22.16
0
SEMARANG, kabarjateng.com - Menjelang tahun Baru 2015, pedagang terumpet dan kembang api
mulai menjamur di Kota Semarang. Keberadaan mereka dapat dijumpai di
hampir setiap sudut Kota, emperan pasar, hingga pinggir pinggir jalan
protokol.
Para pedagang musiman tersebut memanfaatkan moment pergantian tahun, untuk mengais rejeki dengan menjual berbagai pernak pernik perayaan tahun baru.
Salah satu Pedagang terumpet dan kembang api di emperan Kompleks pasar bulu Semarang bernama Dwi Hartanto (49) ini misalnya. Ia mengaku apabila setiap menjelang tahun baru sudah menjadi tradisi baginya untuk berjualan terumpet dan kembang api. Menurut Pria yang sehari hari bekerja sebagai pedagang kelontong ini, moment tahun baru merupakan berkah tersendiri bagi dirinya.
"Saya sudah hampir 30 tahun berjualan kembang api di kota lumpia ini mas. Keuntungan dari hasil jualan ini lumayanlah, cukup untuk membiayai sekolah anak-anak saya" ,ungkapnya kepada kabarjateng.com, Senin (2912/2014)
Meski demikian, pria kelahiran Surabaya itu menilai apabila animo masyarakat untuk membeli terumpet dan kembang api saat ini tidak begitu tinggi jika dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Hal itu ditandai dari jumlah pembeli yang hanya terhitung jari setiap harinya.
"Ya lancar mas, cuma tahun ini sedikit Menyusut dibandingkan tahun lalu. Rata rata cuma 2 sampai 5 orang yang beli setiap hari. Gak tau mas, semoga saja pas malam pergantian tahun nanti, jumlah pembelinya bisa lebih bertambah", Lanjutnya.
Adapun barang barang dagangan yang dijajakannya itu, ia peroleh dari toko toko maupun pengrajin kenalannya. Untuk harga Kembang api yang dijual bervasiasi, mulai dari yang paling murah seharga Rp.1000 hingga ukuran super yang mencapai Rp.600.000. Sedangkan untuk Terumpet ia jual antara Rp.5000 hingga Rp.25.000.
Khusus untuk kembang api, selain menjual kelapak dagangannya, Dwi Hartanto juga mengorder ke sejumlah relasinya.
"saya kerap mendapat pesanan dari pelanggan dalam partai besar, seringnya untuk hotel hotel yang hendak merayakan tahun baru", ungkapnya.
Berdasarkan pantauan, sebagian besar pedagang kembang api dan terompet tersebut berasal dari luar wilayah Semarang.@Bayu
Para pedagang musiman tersebut memanfaatkan moment pergantian tahun, untuk mengais rejeki dengan menjual berbagai pernak pernik perayaan tahun baru.
Salah satu Pedagang terumpet dan kembang api di emperan Kompleks pasar bulu Semarang bernama Dwi Hartanto (49) ini misalnya. Ia mengaku apabila setiap menjelang tahun baru sudah menjadi tradisi baginya untuk berjualan terumpet dan kembang api. Menurut Pria yang sehari hari bekerja sebagai pedagang kelontong ini, moment tahun baru merupakan berkah tersendiri bagi dirinya.
"Saya sudah hampir 30 tahun berjualan kembang api di kota lumpia ini mas. Keuntungan dari hasil jualan ini lumayanlah, cukup untuk membiayai sekolah anak-anak saya" ,ungkapnya kepada kabarjateng.com, Senin (2912/2014)
Meski demikian, pria kelahiran Surabaya itu menilai apabila animo masyarakat untuk membeli terumpet dan kembang api saat ini tidak begitu tinggi jika dibandingkan tahun tahun sebelumnya. Hal itu ditandai dari jumlah pembeli yang hanya terhitung jari setiap harinya.
"Ya lancar mas, cuma tahun ini sedikit Menyusut dibandingkan tahun lalu. Rata rata cuma 2 sampai 5 orang yang beli setiap hari. Gak tau mas, semoga saja pas malam pergantian tahun nanti, jumlah pembelinya bisa lebih bertambah", Lanjutnya.
Adapun barang barang dagangan yang dijajakannya itu, ia peroleh dari toko toko maupun pengrajin kenalannya. Untuk harga Kembang api yang dijual bervasiasi, mulai dari yang paling murah seharga Rp.1000 hingga ukuran super yang mencapai Rp.600.000. Sedangkan untuk Terumpet ia jual antara Rp.5000 hingga Rp.25.000.
Khusus untuk kembang api, selain menjual kelapak dagangannya, Dwi Hartanto juga mengorder ke sejumlah relasinya.
"saya kerap mendapat pesanan dari pelanggan dalam partai besar, seringnya untuk hotel hotel yang hendak merayakan tahun baru", ungkapnya.
Berdasarkan pantauan, sebagian besar pedagang kembang api dan terompet tersebut berasal dari luar wilayah Semarang.@Bayu

Tidak ada komentar