Mengganggu Aliran Sungai Semarang, Kapal Replika Ceng-Ho Dibongkar
Kabar Jateng
08.41
0
SEMARANG - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) beserta Dinas
PSDA-ESDM Kota Semarang, Kamis (16/10) siang, membongkar replika kapal
Cheng Ho yang berada di depan Kelenteng Tay Kak Sie, Kampung Pecinan,
Semarang.
Puluhan pekerja dikerahkan untuk mencopoti satu persatu bagian replika kapal tersebut, sementara di lokasi juga sudah disiapkan sejumlah alat berat dan truk untuk membantu proses pembongkaran.
Pembongkaran replika kapal tersebut, sebenarnya sudah dijadwalkan sejak dua bulan lalu, setelah Pemkot Semarang memberi tenggang waktu pihak yayasan, untuk membongkar sendiri selambatnya akhir Agustus 2014, namun tidak kunjung dilakukan.
Replika kapal Cheng Ho yang dibangun Yayasan Tay Kak Sie sejak 2005 itu dipermasalahkan berbagai pihak karena keberadaannya di atas Kali Semarang mengganggu sistem drainase dan aliran sungai.
Menurut Kepala Satpol PP Kota Semarang Endro Pudyo Martanto saat ditemui di sela pembongkaran, proses pembongkaran diperkirakan memerlukan waktu hingga 10 hari ke depan.
"Kami hanya bersifat membantu pembongkaran. Setelah dibongkar, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air-Energi Sumber Daya Mineral (PSDA-ESDM) akan melanjutkan normalisasi Kali Semarang," ungkapnya ,Kamis(16/10/2014).
Endro menjelaskan, replika kapal yang dibangun sejak sembilan tahun lalu itu tidak memiliki izin, apalagi regulasi melarang mendirikan bangunan di atas sungai karena bisa menyebabkan aliran sungai terganggu.
Ia pun menjamin barang-barang hasil pembongkaran replika kapal itu, akan diserahkan pada yayasan untuk dimanfaatkan lagi, sedangkan untuk barang yang tidak bisa dimanfaatkan, seperti beton akan dibuang.
Sementara itu, tokoh masyarakat Tiong Hoa Semarang Jongkie Tio menceritakan, replika kapal tersebut dibangun sekitar tahun 2005 saat perayaan 600 tahun pendaratan Laksamana Cheng Ho di Kota Semarang.
"Keberadaan replika kapal itu memang diharapkan menjadi ikon baru Pecinan Semarang. Tetapi dalam perkembangannya kan ternyata berdampak kurang baik, seperti menghambat aliran sungai," terangnya.
Tentunya, lanjut dia, kepentingan yang lebih besar harus diutamakan, seperti dampaknya bagi lingkungan, apalagi keberadaannya yang memakan sebagian area Kali Semarang menghambat aliran sungai.
"Untuk kepentingan yang lebih luas, saya setuju replika kapal Cheng Ho dibongkar. Pemkot Semarang sebelumnya juga bersedia memberikan alternatif tempat lain untuk replika kapal ini," tukasnya. (Bay)
Puluhan pekerja dikerahkan untuk mencopoti satu persatu bagian replika kapal tersebut, sementara di lokasi juga sudah disiapkan sejumlah alat berat dan truk untuk membantu proses pembongkaran.
Pembongkaran replika kapal tersebut, sebenarnya sudah dijadwalkan sejak dua bulan lalu, setelah Pemkot Semarang memberi tenggang waktu pihak yayasan, untuk membongkar sendiri selambatnya akhir Agustus 2014, namun tidak kunjung dilakukan.
Replika kapal Cheng Ho yang dibangun Yayasan Tay Kak Sie sejak 2005 itu dipermasalahkan berbagai pihak karena keberadaannya di atas Kali Semarang mengganggu sistem drainase dan aliran sungai.
Menurut Kepala Satpol PP Kota Semarang Endro Pudyo Martanto saat ditemui di sela pembongkaran, proses pembongkaran diperkirakan memerlukan waktu hingga 10 hari ke depan.
"Kami hanya bersifat membantu pembongkaran. Setelah dibongkar, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air-Energi Sumber Daya Mineral (PSDA-ESDM) akan melanjutkan normalisasi Kali Semarang," ungkapnya ,Kamis(16/10/2014).
Endro menjelaskan, replika kapal yang dibangun sejak sembilan tahun lalu itu tidak memiliki izin, apalagi regulasi melarang mendirikan bangunan di atas sungai karena bisa menyebabkan aliran sungai terganggu.
Ia pun menjamin barang-barang hasil pembongkaran replika kapal itu, akan diserahkan pada yayasan untuk dimanfaatkan lagi, sedangkan untuk barang yang tidak bisa dimanfaatkan, seperti beton akan dibuang.
Sementara itu, tokoh masyarakat Tiong Hoa Semarang Jongkie Tio menceritakan, replika kapal tersebut dibangun sekitar tahun 2005 saat perayaan 600 tahun pendaratan Laksamana Cheng Ho di Kota Semarang.
"Keberadaan replika kapal itu memang diharapkan menjadi ikon baru Pecinan Semarang. Tetapi dalam perkembangannya kan ternyata berdampak kurang baik, seperti menghambat aliran sungai," terangnya.
Tentunya, lanjut dia, kepentingan yang lebih besar harus diutamakan, seperti dampaknya bagi lingkungan, apalagi keberadaannya yang memakan sebagian area Kali Semarang menghambat aliran sungai.
"Untuk kepentingan yang lebih luas, saya setuju replika kapal Cheng Ho dibongkar. Pemkot Semarang sebelumnya juga bersedia memberikan alternatif tempat lain untuk replika kapal ini," tukasnya. (Bay)

Tidak ada komentar