Kekeringan Wilayah Pati : Warga Butuh Perhatian Khusus dari Pemkab
Kabar Jateng
12.18
0
Pati : Musim kemarau dalam beberapa bulan terakhir ini, menyebabakan
kekeringan di sejumlah daerah Jawa Tengah. Akibatnya, beberapa sumber
mata air kering dan lahan pertanianpun menjadi tandus. Kondisi ini jika
terus berlarut, menyebabakan kebutuhan air bersih masyarakat terganggu
Seperti di Pati Jawa Tengah. Akibat kekeringan, ratusan warga desa Degan, Kecamatan Winong Kidul Kabupaten Pati Jawa Tengah mengharapkan dan menantikan datangnya bantuan air bersih langsung dari pemerintah. Saat ini hanya bantuan air dari mobil tangki yang dikirim BAKORWIL I Jawa Tengah saja yang ia adpatkan. Itupun hanya untuk sekeder memenuhi kebutuhan air bersih dalam satu dua hari saja.
Untuk mndapatkan kebutuhan air lainnya, masyarakat harus beli dan kadang harus mencari sumber mata air di sungai yang jaraknya puluhan kilometer.
“Kemarin baru hanya bantuan dari Bakorwil sekitar 9 tangki yang didrop untuk warga setempat. Tetapi itupun masih kurang.l terbukti dalam waktu kurang dari satu jam sebanyak 45 ribu liter air tersebut langsung ludes diserbu warga” terang Slamet, salah satu warga.
Meski demikian, menurutnya bantuan air bersih yang diberikan cukup dirasakan sangat berarti bagi warga. Pasalnya sejak sebulan terakhir mereka mengalami krisis air bersih seiring dengan memasuki puncak musim kemarau. “Untuk mendapatkan air bersih harus membeli dari pedagang air kelilingan dengan harga 2 ribu per10 liter, dan air bersih ini digunakan untuk minum dan mandi” terangnya
Sementara itu, salah seorang warga lain Ngatemi mengatakan sudah sebulan terakhir air sumur tak dapat digunakan karena rasanya yang berubah menjadi payau. Air ini masih dapat digunakan untuk mencuci baju atau piring, namun untuk minum dia dan warga lainnya terpaksa membeli air bersih.
Dirinya bersama warga lain mengharapkan adanya perhatian dari pemrintah Kabupaten Pati untuk segera mengupayakan pemenuha air bersih bagi warga ketika musim kemarau. “Setiap musim kemaru, kami menjadi langganan kekurangan air bersih, tetapi juga belum ada perhatian khusus dari kabupaten untuk adanya sarana air bersih yang murah bagi warga” keluhnya
Terpisah Kepala Bakorwil I Jawa Tengah, Indra Surya mengatakan pihaknya sudah menyediakan 1670 tangki air isi 5000 liter untuk memenuhi permintaan desa yang kekurangan air di wilayah Bakorwil I. “Untuk awal musim kemarau ini dropping diprioritaskan di wilayah yang mengalami krisis air terparah seperti Rembang dan Blora” Terangnya
Selain wilayah Rembang dan Blora, menurutnya krisis air kini makin meluas hingga wilayah Grobogan, Pati dan Kudus. “diperkirakan krisis air akan makin parah seiring dengan akan datangnya puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada bulan Oktober” tegasnya. @nsr
Seperti di Pati Jawa Tengah. Akibat kekeringan, ratusan warga desa Degan, Kecamatan Winong Kidul Kabupaten Pati Jawa Tengah mengharapkan dan menantikan datangnya bantuan air bersih langsung dari pemerintah. Saat ini hanya bantuan air dari mobil tangki yang dikirim BAKORWIL I Jawa Tengah saja yang ia adpatkan. Itupun hanya untuk sekeder memenuhi kebutuhan air bersih dalam satu dua hari saja.
Untuk mndapatkan kebutuhan air lainnya, masyarakat harus beli dan kadang harus mencari sumber mata air di sungai yang jaraknya puluhan kilometer.
“Kemarin baru hanya bantuan dari Bakorwil sekitar 9 tangki yang didrop untuk warga setempat. Tetapi itupun masih kurang.l terbukti dalam waktu kurang dari satu jam sebanyak 45 ribu liter air tersebut langsung ludes diserbu warga” terang Slamet, salah satu warga.
Meski demikian, menurutnya bantuan air bersih yang diberikan cukup dirasakan sangat berarti bagi warga. Pasalnya sejak sebulan terakhir mereka mengalami krisis air bersih seiring dengan memasuki puncak musim kemarau. “Untuk mendapatkan air bersih harus membeli dari pedagang air kelilingan dengan harga 2 ribu per10 liter, dan air bersih ini digunakan untuk minum dan mandi” terangnya
Sementara itu, salah seorang warga lain Ngatemi mengatakan sudah sebulan terakhir air sumur tak dapat digunakan karena rasanya yang berubah menjadi payau. Air ini masih dapat digunakan untuk mencuci baju atau piring, namun untuk minum dia dan warga lainnya terpaksa membeli air bersih.
Dirinya bersama warga lain mengharapkan adanya perhatian dari pemrintah Kabupaten Pati untuk segera mengupayakan pemenuha air bersih bagi warga ketika musim kemarau. “Setiap musim kemaru, kami menjadi langganan kekurangan air bersih, tetapi juga belum ada perhatian khusus dari kabupaten untuk adanya sarana air bersih yang murah bagi warga” keluhnya
Terpisah Kepala Bakorwil I Jawa Tengah, Indra Surya mengatakan pihaknya sudah menyediakan 1670 tangki air isi 5000 liter untuk memenuhi permintaan desa yang kekurangan air di wilayah Bakorwil I. “Untuk awal musim kemarau ini dropping diprioritaskan di wilayah yang mengalami krisis air terparah seperti Rembang dan Blora” Terangnya
Selain wilayah Rembang dan Blora, menurutnya krisis air kini makin meluas hingga wilayah Grobogan, Pati dan Kudus. “diperkirakan krisis air akan makin parah seiring dengan akan datangnya puncak musim kemarau yang diperkirakan terjadi pada bulan Oktober” tegasnya. @nsr
Tidak ada komentar