Listrik Mahal, Pengusaha Ancam Hengkang ke Luar Negeri
Kabar Jateng
15.53
0
![]() |
Sumber Foto: Tempo |
JAKARTA – Kalangan industri terus menyuarakan
kepentingan industri untuk dapat menekan biaya produksi yakni dengan
mendapatkan subsidi listrik dari pemerintah.
Sekjen
Gabungan Asosiasi Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI)
Franky Sibarani bahkan mengatakan, kalangan industri berniat hengkang ke
luar negeri.
“Bukan hanya berniat, beberapa
industri memang sudah berorientesi bangun pabrik di luar Indonesia dalam
2-3 tahun terakhir, baik multinasional maupun perusahaan nasional,”
katanya dihubungi wartawan, Rabu (2/7/2014).
Dia
mengatakan, pelaku industri memandang positif kehadiran Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). Franky menuturkan, dengan berlakunya MEA akhir
2015, pelaku industri tidak harus membangun pabrik di negaranya.
”Investasi di luar negeri, seperti di Malaysia, Thailand, dan Vietnam,” ujarnya.
Menurutnya,
di luar negeri lebih ada jaminan hukum soal pasokan dan harga energi,
di samping jaminan bahan baku dan kepastian usaha. Namun demikian, dia
menyadari relokasi ke luar negeri itu, hanya bisa dilakukan oleh
industri besar. “Tapi itu bagi industri kecil dan rumah tangga, mereka
langsung mati, beralih jadi pedagang,” katanya,
Franky
mengaku, selain ada kemungkinan relokasi, khususnya bagi industri
makanan-minuman, kenaikan tarif listrik ini akan dijadikan pertimbangan
untuk mengurangi produksi, dan memperbanyak impor.
Atas dasar itu, dia meminta pemerintah untuk merevisi keputusan kenaikan tarif listrik.
Di
sisi lain, Franky menambahkan, tidak hanya soal listrik yang dinilai
membebani pengusaha industri. Rupiah yang terus melemah juga menjadi
tekanann. “Tidak mungkin kenaikan biaya produksi dialihkan pada kenaikan
harga ke konsumen. Kalau tidak sanggup omzet bisa turun, atau barangnya
tidak laku,” ujarnya. (*)
Sumber : Tribun Jateng
Tidak ada komentar