Bubur India, Tradisi Takjil yang Bertahan Ratusan Tahun
Kabar Jateng
14.59
0
SEMARANG - Memasuki bulan Ramadan, berbagai macam takjil khas sudah
pasti menjadi
incaran para penikmat kuliner di Kota Semarang. Salah satunya menu
takjil Bubur India yang selalu disediakan oleh Masjid Jami’ Pekojan di
Jalan Petolongan Semarang.
Bentuknya sebenarnya tidak terlalu berbeda dengan bubur beras biasa,
namun konon resep bubur India ala Masjid Jami’ pekojan dibawa oleh
saudagar India ke Semarang puluhan tahun lalu, lantas menunya
ditularkan kepada warga Pekojan, yang kebetulan saat itu tengah
Ramadan.
Saat ini, ‘koki’ bubur India sudah masuk ke generasi ke empat, Achmad
Tohir (52), menuturkan, sebenarnya pembuatan bubur India tersebut
tidak terlalu rumit, hanya saja
membutuhkan Waktu yang lama.
“Kami mulai belanja resepnya jam 8 pagi. Setelah itu pukul 12 siang
mereka mulai memasak. Yang sangat butuh kesabaran adalah proses
memasaknya yang hampir 3 jam, dan harus selalu diaduk,” terangnya.
Soal resepnya, Tohir menyebutkan hanya menggunakan resep rempah biasa
seperti santan kelapa, garam, bawang merah, bawang putih, jahe, serai,
pandan wangi, kayu manis, dan cengkeh. Ada juga daun bawang, dan
wortel. “Selain rempahnya, Selain yang membuat rasa bubur India
berbeda karena di masak dengan api kayu bakar. Masak dengan api kayu
bakar memang membuat masakan lebih sedap dibanding dengan gas,”
imbuhnya.
Makanya, karena rasa khas tersebut bubur India tidak pernah sepi
peminat. Masyarakat kampung Petolongan maupun para musafir yang
kebetulan melintas selalu menyempatkan untuk mencicipi bubur India.
“Sehari sekitar 16 kg bahan pokok bisa kita habiskan, dan bisa 200-an
orang yang datang untuk berbuka bubur India disini, selain ingin
merasakan bumbu khas bubur India kebanyakan mereka ingin melestarikan
tradisi ini,” lanjutnya.
Bubur India sendiri biasanya dipadu dengan sayur tahu, gulai kambing,
lodeh, atau sop yang disediakan oleh dermawan Masjid. Selain itu
disediakan pula air putih, tehmanis dan juga Kurma sebagai menu
takjil.
Bahan baku bubur sendiri mulai disediakan oleh masyarakat sekitar
ataupun dermawan sejak lima hari menjelang bulan Ramadan. Tak
ketinggalan kayu bakar juga mulai dikumpulkan di dapur Masjid
tersebut. “Intinya kami semua berusaha menjaga tradisi bubur India
yang sudah
ada sejak puluhan tahun yang lalu,” pungks Tohir.
Sumber: berbagai sumber

Tidak ada komentar