Select Menu

Favourite

Berita Jateng

Nasional

Gambar tema oleh konradlew. Diberdayakan oleh Blogger.

Berita Politik

Berita Parlemen

Ekonomi

Berita Hukum

Sepakbola

Simak Dulu

» » » Jelang Ramadhan Warga Kampung Bustaman Gelar Tradisi Gebyuran Bustaman


Kabar Jateng 18.09 0




Semarang - Lisa (18) warga kampung Bustaman Semarang terlihat bersemangat membawa plastik berisi air dan melemparkan ke tetangganya, tapi dari belakang ia diserang oleh pemuda lain yang membawa ember penuh air. Byur! Suasana pun meriah di tradisi Gebyuran Bustaman untuk menyambut bulan Ramadhan. 

Kegembiraan warga di pemukiman padat penduduk dalam menyambut bulan Ramadhan tersebut nampak jelas dalam tradisi itu. Sebelum acara dimulai, awalnya ratusan warga RT 4 dan RT 5 RW 3 Kelurahan Purwodinatan Kecamatan Semarang Tengah itu menyiapkan ratusan plastik kecil berisi air yang diberi pewarna.

Kemudian warga melakukan doa bersama dan dua anak kecil diguyur air oleh sesepuh sebagai simbol tradisi dimulai. Aksi saling melempar air pun dimulai. Tidak hanya anak-anak, remaja dan orang tua pun bersemangat saling serang. Bahkan setelah air dalam plastik habis, mereka menampung air ke ember dan kembali saling serang.

Sesepuh kampung, Hari Bustaman mengatakan tradisi Gebyuran Bustaman sebagai tanda pembersihan diri sebelum memasuki bulan Ramadhan. Tradisi itu dimulai sejak tahun lalu setelah mengetahui kebiasaan leluhur kampung, Kyai Bustaman yang mamandikan cucunya menjelang bulan Ramadhan.

"Kyai Bustaman kebiasaanya mengguyur cucunya menjelang Ramadhan. Air-air ini juga diambil dari sumur milik Kyai Bustaman yang berada di Mushola," ujar Hari.

Dalam tradisi ini, siapa pun boleh saling serang, bahkan banyak anak-anak yang menyerang orang tua. Meski demikian tidak ada yang tersinggung atau marah, karena memang tidak boleh ada yang marah.

Perang air tersebut berlangsung selama satu jam hingga akhirnya diberi aba-aba untuk berhenti. Setelah itu seluruh warga diminta berkumpul di salah satu rumah warga untuk menikmati Sego Gudangan atau nasi urap.

Warga yang datang untuk melihat tradisi itu pun juga ditawari menikmati Sego Gudangan dan tidak diperbolehkan untuk menolak. Meski sudah dihentikan oleh sesepuh kampung, ternyata masih ada anak-anak yang iseng melempari warga dengan plastik  berisi air.

"Senang sekali, kita enggak boleh marah. Seru, tadi nyiapin 150 plastik air," kata Lisa.

Sumber:detik.com

«
Next
Posting Lebih Baru
»
Previous
Posting Lama

Tidak ada komentar

Leave a Reply