Diduga Stress, Ibu Bekap Bayinya Hingga Tewas
Kabar Jateng
17.53
0
Semarang - Seorang ibu tega menyiksa anaknya yang masih berusia lima bulan di Dusun Tambangan, Kecamatan Mijen Semarang. Warga bahkan sempat melihat melihat pelaku, Siti saidah (30) mengangkat anaknya dibagian leher di sekitar rumahnya.
Tetangga depan rumah pelaku, Sugiyono mengatakan sekitar pukul 09.15 ia melihat bayi yang belum diberi nama itu tergeletak di jalan perkampungan. Kemudian pelaku membawa anak ketiganya itu bak membawa seekor kucing.
"Saya waktu mau ke pasar lihat anaknya di jalan, terus dicengkiwing sama ibunya. Saya tidak tahu itu sudah meninggal atau belum," kata Sugiyono kepada detikcom, Senin (14/4/2014).
Sekitar pukul 10.30, ketika Sugiyono pulang, warga sudah banyak yang berkumpul di depan rumah pelaku karena kabar anak Siti meninggal. Warga lainnya, Mimid Kusniarto (43) mengatakan peristiwa tersebut diketahui setelah pak RW mendapat informasi pelaku adu mulut dengan kakaknya yang tinggal tidak jauh dari rumah pelaku.
"Pak RW datang kemudian melihat kondisi anaknya, sudah dingin, kemudian dibawa ke Puskesmas Mijen ternyata sudah meninggal karena gagal nafas," ujarnya.
"Dia (pelaku) sempat minta anaknya yang dibawa pak RW biar dikembalikan" timpal warga lainnya.
Sementara itu kakak pelaku, Tarpiah mengatakan pagi tadi memang menegur adiknya itu karena sering menyiksa anak dan tidak memberi makan. Kemudian ia meninggalkan pelaku yang memang hanya tinggal berdua di rumah sederhana di RT 02 RW 1 dusun Tambangan Semarang.
"Tadi saya omelin dia terus saya pulang. Saya tidak tahu kenapa anaknya sampai meninggal," tegas Tarpiah.
Gangguan jiwa yang dialami Siti, lanjut Tarpiah, memang sudah lama sejak Siti pulang dari Jakarta sekitar tahun 2011 lalu. Siti sebenarnya memiliki tiga anak, anak pertama dibawa suaminya yang sudah pisah, anak kedua tinggal bersama Tarpiah, dan anak ketiga adalah bayi yang kerap dipanggil Eno oleh pelaku meski belum memiliki nama resmi.
"Yang ketiga belum punya nama tapi dia manggilnya Eno. Saya pegang tidak boleh, saya gendong tidak boleh," ujar Tarpiah.
Siksaan yang dilakukan Siti terhadap anaknya terbilang sadis, bocah mungil itu kerap ditampar, dipukul, bahkan di tangan kiri korban terdapat bekas sundutan rokok. Jika ada yang memperingatkannya, ia justru makin menjadi dan mengambil palu atau pisau untuk menghalau orang yang mendekat.
"Anaknya sering dibekap mulut atau hidungnya kalau nangis, sering digamparin, kemarin anaknya ditaruh di lantai terus ditabokin," ujar Tarpiah.
Menurut Tarpiah, kemungkinan penyakit jiwa adiknya diderita akibat terlalu banyak mengkonsumsi narkoba saat bekerja di cafe di Jakarta. Meski sudah tidak mengkonsumsi narkoba, tapi sifat Siti berubah dan menjadi kasar, bahkan menurut warga sekitar, ia pernah menusuk mata ayahnya, Sumeri hingga buta. Kini ayahnya itu tinggal di Salatiga.
Hal mengejutkan bahkan diungkapkan anak kedua pelaku, Wiwid (7) yang tinggal bersama Tarpiah. Bocah itu mengaku pernah dianiaya ibunya bahkan akan di penggal kepalanya. Rambutnya yang kini habis dipangkas dilakukan oleh Siti.
"Pernah mau dipotong, lehernya," ujar bocah itu polos.
Kapolsek Mijen, Kompol Suratmin mengatakan diduga korban tewas akibat dibekap pelaku sehingga tidak bisa bernafas. sementara itu pelaku masih menjalani pemeriksaan di RSJ Amino Gondoutomo Semarang untuk mengetahu kondisi jiwa pelaku sedangkan jenazah korban dibawa ke RSUP Dr Kariadi untuk diotopsi.
"Proses hukumnya kita lihat, kalau mempunyai penyakit kejiawaan ada ketentuannya. Penyidikan tetap berjalan menunggu kejelasan dari RSJ dan keterangan saksi-saksi," kata Kapolsek.
Sumber:detik.com

Tidak ada komentar